Sejarah Singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sejarah Singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX

kartininextgeneration.web.id – Nama Pramuka diinisiasi oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kata Pramuka berasal dari kata Poromuko yang memiliki arti pasukan terdepan dalam perang. Kata Pramuka memiliki kepanjangan yaitu “Praja Muda Karana” yang bermakna “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya.

Sri Sultan Hamengkubuwono adalah IX lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 April 1912 dan wafat pada 2 Oktober 1988 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Sri Sultan Hamengkubuwono IX dimakamkan di Imogiri, Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Sultan Yogyakarta kesembilan dan juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga pernah menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia kedua yaitu pada tahun 1973-1978.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat selama 4 periode sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun 1961 sampai tahun 1974 dan merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Pertama. Dari itu tak ada yang meragukan peran penting Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam lahir dan berkembangnya Gerakan Pramuka di Indonesia.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tahun 2018 mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dengan nomor 046 tahun 2018 tentang Peringatan Hari Bapak Pramuka. Surat Keputusan No 046 Tahun 2018 Tentang Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia tersebut memperhatikan dari rekomendasi atau hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka serta usulan dan saran pimpinan Kwarnas Gerakan Pramuka.

Ada 3 (tiga) hal yang ditetapkan dalam SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 046 Tahun 2018, yakni:

Pertama, peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia atau disebut sebagai Hari Sri Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX Day) dilaksanakan setiap tanggal 12 April sebagai Hari Besar Gerakan Pramuka.

Kedua, menginstruksikan kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka untuk menyosialisasikan dan memeringati hari besar tersebut dengan mengadakan suatu kegiatan berupa renungan mengenang jasa-jasa (alm) Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Ketiga, surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan (Jakarta, 6 April 2018).

Setelah tak menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, jiwa Pramuka tetap ada di dada Sang Bapak Pramuka Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap mengikuti kegiatan kepramukaan. Hingga suatu saat ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengunjungi kampung-kampung di Yogyakarta dengan mengendarai mobil, ada beberapa warga dan anak-anak menghadang mobil Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan warga tersebut meneriakan “Salam Pramuka!”. Mendengar teriakan tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menghentikan laju mobil yang dikendarainya dan penuh semangat beliau membalas Salam Pramuka tersebut. Beliau tersenyum, bahkan mengantarkan anak-anak tersebut pulang ke rumah masing-masing menggunakan mobil yang dikendarainya.

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *