5 Flora Yang Dulu Melimpah Kini Jarang Ditemukan (Langka)

5 Flora Yang Dulu Melimpah Kini Jarang Ditemukan (Langka)

kartininextgeneration.web.id – Flora di Indonesia sangatlah melimpah, karena banyaknya spesies yang ada membuat penghitungan dan penamaan belum selesai dan terus dilakukan hingga saat ini.

Beberapa spesies baru telah di identifikasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama dengan Royal Botanic Gardens Edinburgh, misalnya dua jenis Begonia yaitu Begonia olivacea dan Begonia simolapensis yang ditemukan di area Gunung Leuser, Sumatera Utara.

Namun, dari flora baru yang ditemukan ada juga yang kian menurun jumlah spesiesnya. Beberapa bahkan sulit ditemukan di alam liar dan habitat asalnya. Apa saja spesis flora itu? Berikut ini 5 diantaranya:

1. Maja (Aegle marmelos)

Aegle marmelos
Maja atau Bael merupakan pohon yang dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrim. Pohon ini biasanya dibudidayakan sebagai pohon peneduh pekarangan atau ditanam untuk dipanen buahnya.

Saat ini pohon maja semakin sulit ditemukan di alam liar, akibatnya banyak orang modern tidak tahu seperti apa pohon yang disebut maja, yang akhirnya keliru menyebut pohon berenuk sebagai pohon maja, karena kemiripan buahnya. Padahal maja dan berenuk adalah dua spesies yang berbeda.

Mulai 13 November 2019, IUCN Redlist mengkategorikan Aegle marmelos sebagai spesies yang hampir terancam (Near Threatened/NT).

2. Kepel (Stelechocarpus burahol)

Stelechocarpus burahol
kepel atau burahol Ialah pohon penghasil buah yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogyakarta. Buah kepel digemari puteri-puteri kraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam.

Flora yang sempat menjadi simbol prangko tahun 1998 dan 2010 ini sekarang benar-benar langka di alam liar. Bahkan, pohonnya mungkin hanya ada di area kraton dan dibeberapa tempat tertentu yang dirawat.

3. Pilang (Acacia leucophloea)

Acacia leucophloea
Pilang atau Kabesak adalah anggota pohon dari genus Leguminosae, penghuni savana dan daerah kering. Pohonnya sangat mencolok jika tumbuh di alam liar, dengan tajuk menyerupai payung dan kulit batang berwarna putih kekuningan.

Pohon pilang menghasilkan kayu yang indah, keras, kuat, berat, dan awet. Warnanya kuning hingga merah kecoklatan, serta berpola doreng gelap dan terang.

Karena kayunya yang benilai tinggi, pohon pilang banyak ditebang secara illegal sejak zaman dulu. Kini pohon pilang mulai jarang ditemukan di alam liar termasuk dilereng-lereng pegunungan yang menjadi habitat asalnya.

12 Juni 2018 IUCN Redlist mengkategorikan Acacia leucophloea sebagai Least Concern (LC) atau sedikit kekhawatiran.

4. Meranti Bunga (Shorea leprosula)

Shorea leprosula
Meranti Bunga atau Meranti Merah adalah nama yang umum digunakan untuk menyebut Shorea leprosula di Sumatra dan Kalimantan. Ini merupakan pohon dari genus Dipterocarpaceae, dan dalam perdagangan kayu jenis ini digolongkan dalam kelompok meranti merah.

Di alam liar pohon meranti bunga bisa tumbuh mencapai tinggi 70 meter dan diameter batang 1,1 meter, dengan tajuk lebar, berbentuk payung dan berwarna merah tembaga pucat. Batangnya tegak, lurus, tinggi, dan berwarna coklat keabu-abuan.

Kepopuleran kayu meranti bunga sebagai kayu keras membuatnya diburu oleh pembalak, akibatnya kini sulit menemukan pohon meranti bunga berukuran besar di habitat asalnya.

Sejak 10 Maret 2017, IUCN Redlist menyatakan Shorea leprosula atau meranti bunga sebagai spesies yang hampir terancam, begitupun dengan meranti biasa (Shorea robusta) yang dikategorikan sebagai Vulnerable (VU) atau spesies yang terancam.

5. Damar (Agathis dammara)

Agathis dammara
Damar adalah jenis pohon konifer evergreen yang merupakan flora endemik Indonesia. Damar memiliki habitat asli di Maluku dan Sulawesi.

Pohon damar dapat tumbuh hingga ketinggian 65 meter dengan diameter batang mencapai 1,5 meter.

Sayangnya pohon damar kian menurun populasinya, dan sejak 5 Maret 2012 IUCN Redlist mengkategorikan Agathis dammara sebagai spesies Vulnerable A4cd atau rentan.

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *